Peristiwa Terbaru

Mengenal Lebih dekat Firdaus D'academy Indosiar.

Tokoh Hari Ini

Mengenal Pendekar Madura di Kancah Nasional dan Dunia

Video Viral

Ganggu Istri Orang, Pria Ini dibacok.

Trending Topic

Mengenal Mereka yang Viral Karena Kecantikan Parasnya.

Opini

Saat Dua Gajah Bertarung, Rumputlah yang Paling Menderita.

Kamis, 30 Januari 2014

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ

Sabda beliau jelas sekali maknanya, tidak ada lagi ruang gerak untuk tidak peduli kepada si lemah setelah hadis tersebut sampai kepada kita selaku umatnya, sebab orang lemahlah kita bisa hidup senang, sebab si lemah pulalah kita bisa sengsara.

Namun, siapa sebenarnya yang terkategorikan sebagai si lemah dalam hadis tersebut. manusia dengan badan kurus kerempeng bak kerupukkah, atau manusia yang sering secara sengaja tersingkir dari kehidupan akibat ketatnya kompetisi atau mungkin bahkan mereka yang hartanya berlimpah dan kekuasaanya tak terkira namun tetap tak peduli pada sesama. Entahlah, namun beberapa keterangan

Senin, 20 Januari 2014

Haramnya Poligami

Poligami seakan tak pernah menjadi topik yang basi untuk diperbincangkan, mengkajinya selalu menarik minat manusia manapun. Entahlah, apa karena wanita itu memang perhiasan dunia atau karena wanita adalah fitnah terbesar umat manusia. Mayoritas ulama (jumhur) sepakat atas kebolehan poligami dengan dipersyaratkannya keadilan, dengan beracuan pada ayat Al-Qur’an dan hadis yang judah jama’ diketahui. Namun tidaklah elok jika hanya pandangan diperbolehkannya poligami yang membumi,

Mahluk Simbol (pelajaran dari Lirboyo)

Indonesia, negara besar dengan gugusan pulau, ragam suku dan keyakinannya memiliki sekian tumpuk persoalan hidup yang kompleks ; bencana alam, kemiskinan, politisasi hukum, pejabat korup dan lainnya. Beragam sudut pandang yang sepintas solutif dihadirkan berbgai pihak meski masih cenderung simbolik, sudut pandang yang muncul terkesan temporer dengan hanya menyentuh aspek permukaan namun kurang kontributif dalam jangka panjang, sehingga jangan salahkan masyarakat yang malah menganggapnya sebagai pencitraan belaka. Ketika masyarakat diuji dengan peristiwa yang menghentak sisi kemanusiaan,

Kamis, 09 Januari 2014

PBA Song (Bento Band - Persahabatan)

Takdirku Mencintaimu dengan Mubram

Setiap langkah yang kita ambil, maju atau mundur selalu meninggalkan jejak, jejak-jejak takdir, tumpukan peristiwa kehidupan anak manusia yang (tak lagi) misterius. Dalam urusan takdir, ternyata tak sesederhana kedengarannya. Takdir ”memaksa” umat ini terpecah karena mempertahankan opini dan argumentasi masing-masing. Namun terlepas dari persoalan 
tersebut, secara umum kita mengenal takdir dalam Mubram, takdir yang tak dapat berubah layaknya maut dan nasib serta Muallaq, takdir yang dapat berubah selaras dengan sabdanya "لا يرد القدرَ الا الدعاء".

Jumat, 03 Januari 2014

Sisi Lain Film India 2

2. Cerita Cinta Berlebihan
Apapun judul dan genre film India, di dalamnya pasti mengandung kisah cinta. Sayangnya, kisah cinta di film-film India ini terkadang disajikan berlebihan.
3. Terlalu Banyak Lagu dan Tarian
Pada era 1990-an, film India bisa disajikan dalam waktu tiga hingga empat jam. Salah satu unsur film yang membuat cerita Bollywood menjadi lama adalah lagu-lagunya yang terlampau banyak. 
Untungnya, film-film India saat ini sudah mulai menguranginya. Namun, sbagian penonton menilai lagu-lagu di film India saat ini tetap saja masih banyak.
Umumnya film india berdurasi lebih dari 2x60 menit,

Sisi Lain Film India 1

Fakta-fakta
Semua Berawal dari Cuplikan Film Tanpa Suara
Industri Bollywood dimulai sejak 100 tahun lalu, tepatnya pada 3 May 1913. Film hitam-putih tanpa suara milik Dhundiraj Govind Phalke adalah film pertama yang di produksi di Mumbai, India. Film ini bercerita tentang Seorang Raja India yang adil dan baik hati dan tidak pernah berbohong pada rakyatnya. Banyak sumber yang mengatakan bahwa film ini adalah awal dari sebuah industri film bernilai jutaan dolar. Phalke membuat total 95 film. Ironisnya, ia meninggal dalam keadaan miskin.
Nama Bollywood ditemukan tiga puluh tahun setelahnya
Sejarahwan Perfilman Asia Selatan, Nasreen Rehman, mengatakan, Industri film Mumbai, India, yang  menggunakan bahasa Hindi sejak awal bukan lah dikenal dengan